Pages

Labels

Sabtu, 18 Februari 2012

RIWAYAT HIDUP & PEKERJAAN

RIWAYAT HIDUP & PEKERJAAN

1. Riwayat Hidup
     
  • Nama                       : ASIEL MICHAEL SORUH 
  • Tempat/tgl lahir        : Karafao, 23 April 1968
  • Agama                     : Kristen Protestan
  • Alamat                      : Perumahan Dokter, Kompleks RSUD Baa, Jln. Baa – Busalangga 

2. Riwayat Pendidikan

  • Tamat SD Negeri 3 Hailean 1982
  • Tamat SMP Negeri Eahun 1985
  • Tamat SPG Kristen Diakui Kupang 1988
  • Kuliah pada Fakultas Hukum Universitas Kristen Artha Wacana Kupang 2009 - sekarang

3. Riwayat Pekerjaan/Jabatan
  •  Konjak/kernet bemo thn 1988 – 1989
  •  Buruh Bangunan thn 1989 – 1992 
  •  Wartawan SKM Asas Surabaya thn 1992 – 1995 
  •  Wartawan Majalah Fakta Surabaya (Hukum & Kriminalitas) thn 1995 
  •  Wartawan Harian Umum Nusa Tenggara thn 1995 – 1997 
  •  Redaktur Media Flobamora NTT thn 1997 – 2000 
  •  Sekretaris Yayasan Lembaga Perlindungan dan Bantuan Hukum  Wanita & Anak NTT thn 1997 - sekarang
  •  Direktur Yayasan Pemberdayaan Rakyat Mandiri NTT thn 1997 – sekarang 
  •  Redaktur Harian Independen NTT Ekspres thn 2000 – 2002 
  •   Anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao Antar Waktu thn 2003
  •  Anggota Komisi D (Pembangunan) DPRD Kabupaten Rote Ndao thn 2003
  • Anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao thn 2004 – 2009
  • Wakil Ketua Komisi C (Bidang Pembangunan) DPRD Kabupaten Rote Ndao thn 2004 – 2005  
  • Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Rote Ndao (Bidang Pemerintahan, Hukum, Keamanan, Ketertiban dan Pertanahan) thn 2005 – 2009 
  • Anggota Panitia Musyawarah, Panitia Anggaran dan Panitia Legislasi DPRD Kabupaten Rote Ndao thn 2004 – 2009  
  • Direktur CV. ASRIN thn 2010 – sekarang
  • Direktur Utama Asrin Medical Centre thn 2011 – sekarang

4. Riawayat  Organisasi

  • Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) thn 1993 – 2000
  • Anggota Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) thn 2000 – 2003  
  • Anggota Perhimpunan Pelajar & Mahasiswa Dae Dulu thn 2000 – sekarang
  • Sekretaris Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Rote Ndao 2000 - 2003   
  • Anggota PDI Perjuangan thn 1999 – 2010 
  • Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rote Ndao 2003 – 2005  
  • Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rote Ndao Bidang Internal thn 2005 – 2010 
  • Ketua Bappilu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rote Ndao thn 2005 – 2010  
  • Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Rote Ndao thn 2010
  • Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Rote Ndao thn 2011 – sekarang 

Latar Belakang 

Telah menjadi keyakinan umum bahwa menjadi seorang calon bupati itu tidak mudah, setidaknya kita harus punya modal miliaran rupiah baru bisa kita ikut Pilkada. Pengalaman sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) tahun 2005 - 2010 dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rote Ndao, ternyata membuktikan bahwa memang benar, sebagai seorang calon bupati rata-rata mengeluarkan dana miliaran rupiah. Dana miliaran rupiah tersebut pemanfaatannya mulai dari transaksi untuk mendapatkan pintu partai, operasional tim sukses, sosialisasi, kampanye, balho, spanduk, kartu nama, urusan administrasi pencalonan dll. 
Sebagai anak orang tak punya, awalnya saya juga merasa ngeri, hidup hanya pas pasan, lalu dari mana mendapatkan dana miliaran untuk maju Pilkada..?? Orang ini mungkin sudah gila, kira-kira tanggapan kebanyakan orang seperti itu terhadap saya. Dan saya pun tidak pungkiri anggapan seperti itu, karena memang faktanya, keadaan saya seperti itu. Akhirnya suatu ketika di bulan Desember 2011 saya merenung, lalu saya memperoleh sebuah ilham untuk menjawab pertanyaan bisakah orang miskin atau orang yang hidupnya pas-pasan menjadi calon bupati Rote Ndao? Saya kemudian mendapat sebuah jawaban sementara, bahwa selama ini masih ada begitu banyak figur memiliki kemampuan, kapasitas, kapabilitas dan integritas untuk memimpin negeri ini, namun karena terkendala pada modal miliaran rupiah itulah, mereka akhirnya urungkan niat untuk mencalonkan diri. Terus bagaimana dengan saya yang juga berasal dari komunitas orang-orang tak mampu tadi? bisakah hanya dengan bermodalkan nekad/semangat saja sudah bisa menjawab pertanyaan tadi? Agar bisa menyempurnakan jawaban saya yang masih serba terbatas ini, maka tanpa malu-malu saya mendatangi beberapa tokoh yang pernah mengikuti Pilkada seperti Bapak Zakarias P. Manafe, mantan Ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao yang pada tahun 2008 lalu mengikuti Pilkada sebagai calon Wakil Bupati dari paket NAZAR. Kami berdua pun diskusi, mulai dari jam 15.00 - 23.00 Wita di kediaman beliau di Pantai Baru. 
Dari hasil diskusi tersebut akhirnya saya bisa mengambil sebuah kesimpulan sementara. Pertama kita harus mendapat dukungan riil dari masyarakat (bukan dukungan semu), Kedua, kita harus memiliki kemampuan dan Ketiga, kita harus memiliki finansial. Kalau pilkada terdahulu, calon mendahulukan finansial. Finansial inilah menghasilkan yang namanya dukungan (suara) dan kemampuan itu kriteria yang terakhir. Nah, karena saya tidak punya finansial miliaran rupiah, maka saya mendahulukan dukungan pada kriteria paling pertama, baru kemampuan, lalu finansial pada urutan ketiga. Dan supaya bisa mendapatkan dukungan riil maka tidak ada pilihan lain, saya harus maju dari calon perseorang (independen) yang sayaratnya harus mengumpulkan tandatangan dan copian KTP pendukung. Kalau soal kemampuan itu relatif menuju sudut pandang masing-masing orang. Dengan demikian manakala kita sudah memiliki dukungan riil,dan juga mempunyai kemampuan dalam arti luas, maka tentu finansial akan datang dengan sendirinya. Khusus finansial, saya memilahnya menjadi dua bagian, pertama adalah UANG POLITIK dan kedua adalah POLITIK UANG. Saya memilih yang bukan Politik Uang, sebab kalau pendekatan kita adalah pendekatan Politik Uang, maka cenderung korupsi apabila terpilih nanti. Bagaimana lanjutannya ikuti seri berikut yang akan mengupas soal motivasi mengapa saya maju calon Bupati Rote Ndao Periode 2013 - 2018 dari calon perseorangan. (bersambung)  

Sejarah Singkat Rote Ndao Menjadi Kabupaten

Kab. Rote Ndao pada posisi Januari 2012 berpenduduk 145.710 jiwa. Pertambahan penduduknya berkembang secara evolutif. Kab. ini, tadi2nya merupakan bagian integral dari Kab. Kupang. Dan Jika ditilik secara historis, masyarakat yg terdiri dari nusak2 ini sdh sejak lama menginginkan berdirinya sebuah kab. otonom, yakni terhitung sejak 1958. Kab. ini merupakan satu wilayah onder afdeling dg Kab. Sabu Raijua skrg. Namun diketahui bhw perjuangan kala itu tdk membuahkan hasil lantaran begitu kuatnya kepentingan politik antara tokoh2 PNI (Sabu) dengan Parkindo (Rote). Lantaran perbedaan itulah, wilayah onder afdeling Rote Sabu bergabung ke wilayah onder afdeling Timor. Atas penggabungan itu, Rote Sabu pernah menjadi wilayah koordinator schap hingga terakhir dipimpin oleh pembantu bupati wilayah Rote Ndao. Pada masa ini, perjuangan tokoh2 orang rote tak pernah terhenti..akan tetapi karena perjuangan itu hanya bersifat individual kemudian ditambah lagi dg kala itu pemekaran wilayah kab sangat2lah ketat, maka perjuangan utk hidup mandiri itu senantiasa kandas di tengah jalan. Sejarah terus begulir dari waktu ke waktu, hingga pd tahun 1992 dibawah kepemimpinan Pembantu Bupati Rote Ndao, Benyamin Messakh, BA (almarhum), sebanyak 300 tokoh masyarakat melayangkan surat permohonan ke Mendagri melalui Gubernur NTT dan Bupati Kupang, meminta sekiranya Rote Ndao dinaikan statusnya dari wilayah pembantu bupati menjadi kabupaten administratif. Lagi2 permohonan itu kandas. Maka ditahun 2000 Bpk Benyamin Messakh kembali menghimpun 300 tokoh masyarakat rote baik dari rote ujung timur sampai barat membuat lagi surat permohonan ke pemerintah pusat melalui Gubernur NTT dan Bupati Kupang. Tampaknya perjuangan inipun seakan2 mengalami nasib yg sama, maka atas petunjuk Bpk Drs. Th. M. Hermanus agar perjuangan ini tdk lagi terkesan individual/kelompok, perlu dibentuk panitia yg beranggotakan org2 rote yg benar2 rela berkorban baik dari segi waktu, tenaga maupun materi. Atas petunjuk tersebut, para relawan org rote baik di rote, kupang maupun jakarta membentuk panitia pd tingkatannya masing2 dg harapan dan tujuan yg sama, yakni memperjuangkan rote ndao menjadi kabupaten otonom. Panitia Rote Ndao diketuai Bpk. Selman Pany, SH (almarhum) dg sekretaris bpk Rudolof Pello, mantan Wakapolres TTS. Kemudian Panitia Persiapan Pembentukan Kab. Rote Ndao di tingkat Propinsi diketuai Bpk. Drs. Melkianus Adoe, mantan Ketua DPRD Prop. NTT dg sekretaris Asiel Michael Soruh (calon Bupati Rote Ndao 2013 - 2018). Dan terakhir Panitia Jakarta diketuai Bpk. Beny Balukh,mantan Ketua Komisi IX DPR RI/Ketua Otorita Batam dg sekretaris Sodi Lian. Panitia pd ketiga tingkatan ini sangat2 kompak, dan hanya punya satu tujuan, jika perjuangan ini berhasil maka jgn sekali2 kita MEMPERMALUKAN ROTE NDAO. artinya siapapun nanti jadi bupati, dewan, kepala dinas dsbnya hrs pegang teguh atas komitmen bersama yakni Rote Ndao hendaklah lebih baik dari sebelumnya. Perjuangan ini melibatkan banyak org rote, bahkan ada juga yg bukan org rote. Bagi para pejuang baik yg masih hidup maupun yg sdh pergi mendahului kita semua, telah menanam pohon rote ndao tanpa berharap utk memetik hasilnya. Skrg tinggal siapa yg dipilih oleh rakyat dan direstui oleh Tuhan utk merawat dan memeliharanya bagi anak cucu kita ke depan. Menjadi pertanyaan, apakah benar komitmen awal kala masa perjuangan dulu dipegang teguh oleh yg diserahi tugas merawat/memeliharanya? Saya sebagai sekretaris panitia pembentukan kab. rote ndao yg sejak thn 2003 - sekarang tinggal di rote ndao, melihat dg mata sendiri, mendengar dg telinga sendiri dan merasakannya dg kulitku sendiri, bahwa ternyata pohon yg telah ditanam para pendahulu, bukan bertumbuh subur, melainkan makin hari makin kerdil, tdnya penuh dg buah2nya yg ranum kini buah itu sdh hampir habis dimakan. akankah anak cucu kita nanti bisa menikmati hasilnya? bisa2 tdk lagi..Terbukti saat ini sesuai dg pemberitaan media massa pd 2011, Rote Ndao mendapat predikat KABUPATEN TERKORUP NO. 1 DI NTT. Oleh karena itu perlu tindakan penyelamatan dari mereka2 yg pernah menanam pohon ini. Atas dasar ini pula, walaupun saya bukan siapa2, dan juga tdk punya apa2, terdorong utk maju dlm pilkada rote ndao pd oktober 2013 nanti. Tekadnya adalah membawa Rote Ndao kembali ke komitmen awal, yakni Kab. Rote Ndao menjadi lebih maju dari sebelumnya dan masyarakatnya lebih sejahtera dari sebelumnya. bagi yg sepikiran, seperkataan dan punya tindakan yg sama dg saya, silahkan memilih saya pd oktober 2013, tetapi bagi yg tdk sejalan dg tujuan saya ini, alangkah baiknya tdk perlu memilih saya. Semoga Tuhan Memberkati kita semua, Hidup Rote Ndao, Jayalah Negeriku, Sejahteralah masyarakatku.. (bersambung)

PANITIA PERSIAPAN PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE NDAO

PANITIA PERSIAPAN PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE NDAO
Angkutan Umum : Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Rote Ndao dan Anggota DPRD Kab. Kupang asal Rote Ndao turun ke Rote memberikan pencerahan tentang pentingnya Rote Ndao menjadi kabupaten otonom. Tampak Bernad Pelle Anggota DPRD Kab. Kupang, mantan Wakil Bupati Rote Ndao 2003 - 2008, Markus Ndun Bendahara Panitia, Cornelis Sjah, SH Wakil Sekretaris, Ferdinand Fangidae Anggota Panitia dan panitia lainnya yang tidak tampak menumpang angkutan umum.

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE NDAO

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE NDAO
Ketua Panitia, Drs. Melkianus Adoe, Pembantu Bupati Kupang Wilayah Rote Ndao Benjamin Messakh, BA (almarhum) dan Sekretaris Panitia Asiel Michael Soruh sedang melakukan sosialisasi tentang pembentukan Kabupaten Rote Ndao di Busalangga, Kecamatan Rote Barat Laut.